Minggu, 29 Januari 2012

TUNE LOBE SEPARATION ANGLE

Bisa dipahami, kerja utama dari noken as adalah untuk mengontrol waktu kapan klep membuka dan menutup. Dimana lobe intake dan lobe exhaust bekerja secara masing-masing. Jarak pemisah antar kedua lobe dinamakan Lobe Separation, karena diukur dalam derajat maka disebut Lobe Separation Angle (Sudut Pemisah Lobe). Lobe Separation diukur antara puncak intake lobe dengan puncak exhaust lobe. Pada dasarnya berada di area separuh dari derajat putaran kruk As antara puncak exhaust dengan puncak intake. Jika durasi tetap, memperbesar LSA sama dengan memperkecil Overlap, sebaliknya menyempitkan LSA memperbesar Overlap.

“Bisanya, jika semua faktor tetap, melebarkan LSA menghasilkan kurva torsi yang rata dan lebih lebar yang bagus di RPM tinggi tapi membuat respon gas lambat” terang Billy Godbold, desainer camshaft CompCamp USA. “Merapatkan LSA menghasilkan efek berlawanan, membuat torsi memuncak, mesin cepat teriak, namun rentang tenaga sempit.”

Ada beberapa alasan merubah lobe separation untuk mempengaruhi performa mesin. Misal, jika kamu memakai setang piston relatif lebih panjang, kondisi ini membuat piston berada pada TMA lebih lama. Noken as dengan LSA lebar mungkin akan lebih cocok untuk situasi ini.

OVERLAP merupakan waktu dimana dalam hitungan durasi kruk As, klep intake dan exhaust terbuka bersamaan. Terjadi di akhir langkah buang dimana klep Ex menutup dan diawal langkah hisap dimana klep In mulai membuka. Selama periode Overlaping, port Ex dan port In dapat “berkomunikasi” satu sama lain. Idealnya, kamu ingin menghasilkan efek agar kabut bersih di Intake Port tersedot masuk ke ruang bakar oleh bantuan kevakuman port Ex sehingga pengisian silinder dapat lebih efisien. Desain cam dan kombinasi porting yang jelek akan menghasilkan efek sebaliknya, dimana gas buang menyusup masuk melewati klep In terus ke dalam porting Intake.

Beberapa faktor mempengaruhi seberapa banyak overlapping yang ideal pada mesinmu. Ruang bakar yang kecil biasanya butuh overlap yang sedikit saja, dikarenakan didesain untuk memaksimalkan Torsi di RPM rendah. Kebanyakan mesin balap saat ini bergantung pada putaran mesin tinggi untuk memaksimalkan gear rasio, sehingga overlap yang banyak justru membantu. Ketika RPM melonjak, klep in membuka dan menutup semakin cepat. Jumlah udara dan bahan bakar yang besar harus dapat dimasukkan ke ruang bakar dalam waktu yang singkat, oleh karenanya meningkatkan durasi overlap membantu di proses ini.

Setang piston / stroke yang panjang, menjadi mendadak popular di trek balap lurus, memiliki efek yang sama dengan hanya mengatur LSA. Karena piston bertahan di TDC semakin lama, ini membuat ruang bakara seakan mengecil untuk menerima pasokan udara/bahan bakar. Karena itu, overlap yang lebih sedikit mampu mengisi ruang bakar lebih baik. Selain mengurangi kevakuman dan potensi gas membalik, kebanyakan Overlaping dalam mesin balap menghasilkan gas yang tidak terbakar langsung menuju pipa knalpot, membuat mesin rakus bahan bakar. Untuk kebanyakan balap jarak pendek, ini tidak menjadi masalah. Tapi jika kamu sedang balap dengan jarak tempuh tinggi atau jumlah lap banyak hal ini akan memperbanyak waktu masuk pitstop.

DURATION adalah waktu yang diukur dalam derajat putaran kruk As, dimana –baik klep In maupun Ex- sedang terbuka.

Saat putaran mesin meningkat, mesin seringkali mencapai poin dimana kesulitan mengisi silinder dengan pasokan udara/bahan-bakar dalam waktu singkat saat klep in terbuka. Hal yang sama terjadi saat ingin membuang gas sisa pembakaran. Jawaban singkat atas masalah ini, buat klep In membuka lebih lama, yang berarti memperbesar durasinya. Untuk memaksimalkan aliran saat langkah buang, banyak desainer cam Extreme memulai klep membuka medekati posisi saat piston berada di tengah-tengah langkah Usaha. Ini terlihat akan mengurangi tenaga yang dihasilkan, tapi idenya adalah membuat klep Ex sudah terbuka penuh saat piston berada di TMB akan melakukan langkah buang. Selama langkah usaha, ledakan bahan-bakar sudah menggunakan sekitar 80 % dari tenaga untuk menendang piston turun saat kruk as baru berputar 90 derajat atau saat piston berada di tengah proses turun. Separuhnya lagi member efek yang sedikit untuk meningkatkan tenaga, dan akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk menbuang gas sisa pembakaran sehingga udara yang terhisap masuk akan lebih bersih nantinya.



keterangan:
Menambah LSA:
Powerband lebih lebar, Power memuncak, Stasioner lembut
Mengurangi LSA:
Meningkatkan Torsi menengah, Akselerasi cepat, Powerband lebih sempit.
Durasi Tinggi:
Menggeser rentang tenaga lebih ke RPM atas
Durasi Rendah:
Menambah Torsi putaran bawah
Overlaping Banyak:
Meningkatkan sinyal ke Karburator, Boros konsumsi bahan-bakar, rawan dorongan balik
Overlaping Sedikit:
Meningkatkan Respon RPM bawah, Irit bahan bakar, rawan suhu mesin lebih panas

Jumat, 27 Januari 2012

menentukan kenalpot

50°  55°  60° 65° 70° 75°  80°   85°    90°
  8.000      21.5    21.9  22.5    23.0   23.6   24.1  24.6  25.2  25.8
  8.500      20.0     20.5 21.0    21.5   22.0   22.5   23.0 23.5   24.0
  9.000      18.7    19.2  19.6    20.1    20.6  21.1   21.5  22.0  22.5
  9.500      17.6    18.0  18.4    18.9     19.4 19,8   20,2   20.7   21.2
10.000     16.5     16.9   17.4   17.8     18.3 18.6   19.1   19.6  20.0
10.500    15.6      16.0   16.4   16.8    17.2  17.6   18.0   18.4   18.8
11.000    14.8     15.1    15.5   15.9    16.3  16.7   17.0  17.4  17.8
11.500     14.0    14.3    14.7   15.1    15.5  15.8   16.2  16.6  17.0
12.000     13.3    13.6    14.0    14.3   14.7  15.0   15.4  15.8  16.1



P =  850 X ED          3
        RPM
ID = √CC ______  X 2.1
          (P+3)X 25
IDS = ID² X 2 X 0.93

P = PANJANG HEADER ( INCH )                       
RPM = PUTARAN MESIM MAXIMUM
ED = EXHAUS DURASI = 180° + KLEP EXHAUS MEMBUKA SBTMB


ID = Ø DALAM PIPA                    
P = PANJANG PIPA HEADER ( INCH )

Ø PIPA HEADER MINIMUM SAMA Ø KLEP EXHAUS


IDS = Ø DALAM PIPA SEKUNDER




EXE :        EX CLOSE : 80° SB.TMB              RPM : 11.000               VOL CYLND : 110cc          P : 17.0” / 431.8mm
 
 


             110       .
( 17.0 + 3 ) X 25
 





ID=             110               X 25
            17,0+3     X 25
ID = 0.98 ins / 24.89 mm
 
           
 
  IDS = (  0.98X2   ) X 0.93                
IDS = 1.28 ins / 32.7 mm                

                                                                                       

menentukan deameter klep

Menetukan diameter inlet atau lubang isap pada skubek, semisal di kelas 150 cc tenaga puncaknya sekitar di 9500 rpm. Peak power tidak tidak di rpm 11.500 atau 14.000. Mesin skubek korekan terkini, peak power rata-rata berada di 9.500 rpm.
            Angka keramat itu ada hubungan dalam penentuan besar diameter klep. Rumusnya dijabarkan dalam buku four stroke performance tuning karya A. Graham Bell.
Yaitu:
                    CVx rpm

Va      =     GS x K

Va = Luas klep dalam inci
CV = Volume silinder dalam cc
Rpm= rpm letak peak
K   = konstanta, mesin 2 klep 5.900 dan 5.400 mesin 4 klep.
GS = Gas Speed ft/sec
                Besarnya tergantung penggunaan mesin dan bentuk ruang bakar. Mesin fullrace ruang bakar bathtub 230-240 ft/sec. Jenis pent roof dan hemi 260-280ft/sec dan wedge 240-255ft/sec. Mengenai bentuk ruang bakar akan ditulis pada bab berikutnya. Pasti ada.
                Kebanyakan untuk balap menggunakan jenis ruang bakar bathtub. Diambil Gs = 240ft/sec. Mari  coba menentukan diameter klep mesin 150 cc(CV), rpm peak power 9.500, menggunakan 2 klep berarti K = 5.900. Maka luas diameter klep isap yaitu:

Va      =  150x 9.500
                240 x 5.900
Va     =   1.425.000
               1.416.000
Va     = 1 inci²

 
Jika mau mencari jari-jari atau setengah diameter klep tinggal menggunakan rumus luas lingkar.







r =     Va/3,14    =      1/3,14  =  0,56 inci. Jika ingin konversi dalam satuan millimeter tinggal di kalikan 25,4.Maka r = 0,56 x 25,4 = 14,224 mm, Jadi diameter klep yaitu 14,224 x 2 = 28,5 mm.
Ini contoh untuk skubek 150 cc dan peak power 9.500 rpm digunakan klep diameter 28,5 atau 29.
Korek Motor,Dalam menentukan flow atau aliran gas bahan bakar bagus ditentukan juga oleh lift kem. Berdasarkan teori sederhana, semakin tinggi lift semakin tinggi flow makin bagus. Namun perlu diuji di jalan atau medannya dulu. Lift atau tinggi katub ditntukan oleh benjolan di kem, makin tinggi benjolan di kem makin tinggi pula lift pada kem( dag pasti tow bro). Namun itu juga terbatas oleh kinerja Per klep,

            Dalam buku eyang Alexander Graham Bell yaitu four Stroke Performance Tuning. Lift maksimum rentangnya 0,28-0,32 mm dari diameter paying klep(catet itu). Namun jangan dipakai dengan harga mati.

            Tapi di motor local masih enak di pakai lebih dari 0,35 dari diameter klep isap, ini diadopsi dari buku Superflow SF-110-120, menurut buku tersebut rentannya 0,32-0,35 dari diameter klep. Seumpama kita ambil 0,35 jika menggunakan klep isap 28 milik sonic maka lift-nya 0,35 x 28 mm = 9,8 mm. Rasionya  = 9,2/26 mm = 0,354, dan didukung per klep yang mumpuni seperti per klep jepang. Sanggup sampai lift kem 10 mm. Lift yang di maksud disini bukan dari kem, tapi dari ketika klep terpasang di kepala silinder,sebab lift dapat  lebih rendah di banding lift sebenarnya Cara mengukur tinggi katub tergantung dari posisi sudut klep, juga tergantung dari panjang rocker arm.

menentukan cc motor

Sering bicara mengenai kompresi, bagaimanakah untuk mengetahui angkanya? Tidak lain dalam perhitungan tersebut adalah dengan menggunakan rumus kompresi dan caranya cukup mudah. Tapi, bikers haruslah mempunyai buret atau alat ukur cairan. Bila kesulitan dalam mencarinya, bikers dapat menggunakan suntikan yang biasa digunakan untuk untuk tinta printer.
Posisikan piston sedang top atau TMA (Titik Mati Atas). Kemudian celah piston dengan boring ditambal dengan gemuk. Setelah itu, pasanglah kepala silindernya.
Posisikan mesin pada posisi berdiri dan suntikkan oli sokbreker atau oli samping. Dari sanalah akan dapat diketahui berapa cc isi ruang bakarnya. Misalnya volume ruang bakar (Vrb) 10 cc.
Juga biker harus mengetahui volume silinder. Misalnya volume silinder (Vs) hasil bore up 130 cc. Berarti rasio kompresi (Rk) yaitu:
Vs + Vrb
Rk =  ————–
Vrb
130 cc + 10 cc
Rk = ——————-  =  14
10 cc
Jadi, rasio kompresinya 14 : 1. Sangat tinggi sekali, biar rendah, jenongnya piston harus dikurangi lagi agar isi ruang bakar menjadi besar.

Jumat, 20 Januari 2012

Rumah Roller Honda Beat

harga 65 belum termasuk ongkos kirim

Trik Pasang Pelat Kopling, Cegah Cepat Aus

Kampas kopling cepat aus bukan cuma dari kualitas oli atau pemakaian kasar. Yang lebih penting saat melakukan pengaturan posisi pasang pelat kopling terhadap kampas.

Jika terjadi kesalahan biasanya permukaan kampas cepat terkikis dan berpengaruh ke tenaga. Hal itu disebabkan bentuk lingkar luar pelat kopling berbeda, hingga berisiko menggerus kampas saat kopling bekerja.

Bisa dilihat lingkar luar pelat yang satu sisinya agak bundar, sedang bagian sisi sebelahnya siku juga lebih tajam. Jika pemasangan pelat ada yang terbalik atau susunannya sembarang.

Bagian yang siku dan tajam dengan mudah memangkas permukaan kampas. Terlebih jika bagian itu berhadapan dan saat kopling dalam posisi bebas. Tak ayal pelat berputar di antara kampas kopling pula ikut mengkikis.

Supaya gak boros kampas kopling, berikut petunjuk cara pasang kampas dan pelat kopling yang benar. Susunan arah pemasangan pelat, mau arahnya semua ke dalam atau keluar bisa saja. Yang enggak boleh itu, bagian yang siku dan tajam atau bundar tidak boleh saling berhadapan satu sama lain.

Misal, urutan pemasangan pertama, kampas dimasukkan ke rumah kopling. Lalu diikuti penataan pelat yang bagian lingkar luarnya siku dan tajam arahnya ke dalam. Silakan lakukan hal yang sama sampai semua peranti tadi sudah kemblai tersusun seperti sedia kala