Percuma! Mesin sudah kencang
tapi tidak mengatur ulang balancer atau bandul di kruk as. Power yang
dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk memutar
roda.
Balancer di motor 4-tak berfungsi sebagai pelontar
atau bahasa kerennya torsi. Di bebek standar, balancer sekaligus sebagai
rumah kopling sentrifugal. “Beratnya 1,4 sampai 1,5 kg,” jelas Nanang
Gunawan dari MCC Motorsport yang sudah timbang sentrifugal semua motor
bebek.
Kalau di mobil, balancer sama seperti fly wheel. Mekanik
lokal biasa menyebut roda gendeng atau roda gila. Apapun istilahnya,
yang penting mekaniknya tidak gila. Setuju..!
Kalau di motor
bebek balap, sentrifugal yang disebut sebagai fly wheel bobotnya harus
diatur ulang. Di motor standar memang sangat berat antara 1,4 sampai 1,6
kg. Karena motor harian dipakai untuk menanjak dan kadang juga
menemukan trek yang sangat panjang.
Di motor balap, seperti di
pacuan Asep ‘Kancil’ Maulana dari Yamaha SND KYT FDR yang juara MP1 dan
MP2. Di MotoPrix Seri IX lalu di sirkuit Subang, menggunakan balancer
300 gram. Memang sangat enteng karena Asep punya bobot yang ringan. Juga
dipengaruhi waktu tutup klep isap yang mencapai 65ยบ setelah TMB atau
Titik Mati Bawah.
Karena menutup terlambat dan kompresi hanya
bermain di angka 13-an, balancer harus dibuat ringan. Termasuk
menggunakan magnet YZ supaya enteng.
Di motor Asep, balancer
enteng untuk mengimbangi kompresi rendah. Supaya putaran mesin enteng
dan mudah berakselerasi. Juga karena sirkuit Subang yang semua treknya
pendek.
Jadi, bobot balancer ada hubungan yang saling berkaitan
antara seting mesin, bobot joki dan rasio yang digunakan. Juga termasuk
trek sirkuit yang dilalui.
Makin enteng, akan dibutuhkan bobot balancer yang ringan. Bagitu juga
kalau trek lurusnya sangat panjang, butuh balancer yang berat. Agar
top-speed bisa maksimal dibantu lontaran balancer itu.
Itu
yang membuat Koh Nanang memproduksi balancer dalam beberapa pilihan
berat. Misalnya untuk Yamaha Jupiter-Z, mantan pembalap era 1970-an itu
juga bikin bandul yang bobotnya 350 gram, 400 gram dan 550 gram. Dikasih
harga Rp 850 ribu.
Beda lagi kalau untuk Supra X 125 (Karisma)
atau Blade. Tersedia bobot 300 gram dan 1,1 kg. Bedanya sangat timpang.
Ini perlu diperhatikan. Bobot 1,1 kg ini biasanya dipakai untuk drag
bike sampai 200cc. Kapasitas mesin juga berpengaruh terhadap bobot
balancer. Namun kalau stroke up atau naik stroke, balancer bisa pasanga
yang lebih ringan.
Koh Nanang juga membuat balancer dari bahan
dural atau aluminium. Pemilhan bahan itu dimaksudkan supaya diameter
lebih lebar karena aluminium ringan. Dengan begitu, diameter bandul jadi
lebih besar, bagus untuk mengejar torsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar